Lokasi Kerja Kami

Mengapa Aceh dan Sumatra Utara?

20%

12%

produksi kopi Indonesia

15%

Penting untuk produksi komoditas

Provinsi Sumatra Utara dan Aceh adalah dua wilayah penting sebagai penghasil pangan dan pertanian. Termasuk minyak kelapa sawit, kakao, kopi, dan karet. Komoditas tersebut berkontribusi signifikan terhadap rantai pasokan global dan mendorong perkembangan perekonomian lokal. Bersama-sama, kedua provinsi tersebut menghasilkan:

produksi kakao Indonesia

Sebagian besar hasil komoditas ini, terutama minyak sawit, menjadikan Aceh dan Sumatra Utara sebagai prioritas bagi upaya aksi kolektif untuk meningkatkan kinerja produksi di seluruh wilayah.

Penting untuk kesejahteraan

Produksi pertanian di atas menyediakan mata pencaharian yang vital bagi lebih dari satu juta petani swadaya yang hidup di Sumatra Utara dan Aceh. Produksi berkelanjutan menyediakan peluang untuk meningkatkan produktivitas dan potensi pendapatan petani; membuka akses pasar; dan menerapkan kepastian hukum.

Petani di kedua provinsi menghadapi tantangan yang sama dan dapat menerima manfaat dari aksi bersama.

Penting untuk konservasi

Sumatra Utara dan Aceh diselimuti oleh 6 juta hektare hutan yang menyediakan sumber daya alam penting bagi petani swadaya dan masyarakat di sekitarnya berupa:

Melindungi dari dampak perubahan iklim seperti perubahan cuaca yang dapat mengakibatkan kekeringan dan gagal panen.

Habitat bagi keanekaragaman hayati kunci - termasuk gajah, badak, harimau, dan orangutan.

Hutan Sumatra Utara dan Aceh merupakan koridor penting keanekaragaman hayati yang menghubungkan Ekosistem Leuser Aceh hingga hutan Bukit Barisan di Sumatra Barat. Mempertahankan konektivitas ini sangat penting untuk kesehatan dan produktivitas kawasan dalam jangka panjang.

35%

Menyediakan air bersih, obat-obatan, dan nilai budaya.

produksi karet Indonesia

Mengurangi risiko banjir dan longsor

11%

produksi minyak kelapa sawit Indonesia

tingkat produktivitas yang dimiliki petani swadaya lebih rendah dibandingkan dengan perkebunan milik perusahaan

>1 Juta

petani swadaya yang mata pencahariannya ditopang oleh produksi kelapa sawit, kopi, kakao, dan karet

Inisiatif-inisiatif Kabupaten

Beberapa kabupaten/kota di Aceh dan Sumatra Utara telah membangun peta jalan atau rencana untuk pembangunan berkelanjutan, dan kini sedang berkolaborasi bersama Jejaring Koalisi untuk Kehidupan Sejahtera yang Berkelanjutan dalam implementasi berbagai rencana dan perkembangan menuju tujuan-tujuan bersama.

Koalisi untuk Kehidupan Sejahtera yang Berkelanjutan mendukung inisiatif tersebut dengan memperkuat kondisi yang mendukung pembelajaran, replikasi, dan peningkatan dengan:

  • Memfasilitasi pertukaran untuk menyediakan kesempatan pembelajaran bersama.

  • Meningkatkan profil dari isu-isu lokal yang penting melalui komunikasi, penjangkauan, dialog.  

  • Menciptakan akses terhadap jejaring mitra dan donor yang potensial.

  • Membagikan pembelajaran dan cerita-cerita sukses di tingkat kabupaten/kota kepada audiens global.

  • Mengidentifikasi hubungan dan memfasilitasi penyelarasan yang bersifat lintas pemerintahan.

Inisiatif di tingkat Kabupaten/Kota mewakili serangkaian proyek dan aktivitas di tingkat bentang alam yang digerakkan oleh Jejaring CSL dan pemangku kepentingan. Inisiatif tersebut berfokus pada pengembangan dan implementasi dari rencana pembangunan berkelanjutan yang diakui oleh pemerintah kabupaten/kota.

Aktivitas tersebut diselenggarakan secara langsung oleh komunitas, pemerintah kabupaten/kota, organisasi non-pemerintah, pelaku usaha, dan mitra-mitra pembangunan lainnya yang mendukung visi Koalisi untuk Kehidupan Sejahtera yang Berkelanjutan dalam mengembangkan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Jejaring Koalisi untuk Kehidupan Sejahtera yang Berkelanjutan kini memimpin dan mendukung inisiatif-inisiatif di Aceh Tamiang dan Tapanuli Selatan, dan berkontribusi terhadap perkembangan proyek-proyek bentang alam di kabupaten/kota lainnya di Aceh dan Sumatra Utara.

Inisiatif Kabupaten Tapanuli Selatan

Tentang Kabupaten Tapanuli Selatan

Lebih dari 60 persen wilayah Tapanuli Selatan masih ditutupi hutan, seperti Ekosistem Hutan Batang Toru – sumber utama air bersih dan rumah bagi orangutan tapanuli dan harimau sumatra. Hutan tersebut adalah bagian penting dari koridor keanekaragaman hayati di Sumatra Utara yang menghubungkan hutan-hutan dari Sumatra Barat hingga Ekosistem Leuser di Aceh.

Sekitar 80%-nya (358.811 ha) adalah area yang memiliki Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi. Tapanuli Selatan juga area penghasil komoditas penting seperti minyak kelapa sawit, kopi, kakao, kayu, dan lain-lain, yang secara keseluruhan berkontribusi terhadap 85% pendapatan asli daerah.

Tantangan-tantangan mulai dari penebangan hutan, banjir dan tanah longsor, hingga keinginan untuk menghasilkan komoditas secara berkelanjutan mendorong pemerintah kabupaten mengembangkan Rencana Aksi Kabupaten untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan dengan dukungan UNDP dan Konservasi Indonesia.

Aktivitas utama

Inisiatif di Tapanuli Selatan mendukung implementasi Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan ini dan rencana lain pemerintah kabupaten yang berfokus dalam meningkatkan keberlanjutan produksi kelapa sawit dan komoditas lainnya, sembari secara bersamaan melindungi area-area prioritas melalui pemulihan, konservasi, dan peningkatan pengelolaan.

Tujuan/Sasaran

Produksi berkelanjutan:

  • Pada tahun 2028 sebanyak 25% dari petani swadaya telah meningkatkan produksi minyak kelapa sawit dan 100% petani menerima sertifikasi sawit berkelanjutan

  • Pada tahun 2024, sebuah rencana aksi produksi yang berkelanjutan bagi beragam komoditas telah dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani-petani lokal. Meningkatkan kapasitas institusional petani untuk meningkatkan daya saingnya.

Pemulihan dan pengelolaan hutan:

  • Seluas 10.000 ha area terdegradasi telah dipulihkan (wanatani, pengayaan) pada tahun 2030.

  • Memulihkan 1.000 ha area lahan gambut pada tahun 2025.

  • Seluas 10.000 hektar area hutan telah dikelola oleh masyarakat melalui skema perhutanan sosial pada tahun 2025.

    Tersedianya dukungan teknis bagi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) untuk meningkatkan pengelolaan 150.000 ha areal hutan dan mengurangi aktivitas deforestasi sebesar 50% pada tahun 2030

Informasi Lebih Lanjut

Jejaring Koalisi untuk Kehidupan Sejahtera yang Berkelanjutan yang memimpin atau mendukung lanskap ini:

Inisiatif di Kabupaten Aceh Tamiang

Tentang Kabupaten Aceh Tamiang

Hampir 40% wilayah Aceh Tamiang diselimuti oleh Ekosistem Leuser, sebuah wilayah keanekaragaman hayati kunci yang menyediakan jasa-jasa ekosistem penting bagi masyarakat dan hidupan liar di sana.

Kekayaan sumber daya alam hayatinya digenapkan dengan wilayah produksi penting untuk ragam komoditas seperti minyak kelapa sawit, karet, kertas, dan kopi.

Lebih dari setengah dari lahan areal penggunaan lain (APL) kabupaten ini (seperti area yang ditetapkan sebagai wilayah non-hutan dan lahan pribadi) digunakan oleh perkebunan kelapa sawit.

Aktivitas kunci

Memahami betapa pentingnya sumber pemasukan Aceh Tamiang sekaligus kesejahteraan dari manusia dan hidupan liar di sana, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Kesatuan Pengelolaan Hutan, IDH, dan Forum Komunitas Leuser (FKL), bersama-sama pemangku kepentingan lokal lainnya menyepakati Production, Protection, and Inclusion (PPI) yang berfokus kepada peningkatkan produksi minyak kelapa sawit secara berkelanjutan, perlindungan hutan dan Ekosistem Leuser, dan meningkatkan kesejahteraan dari petani-petani swadaya. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dengan dukungan dari IDH dan FKL mendirikan Pusat Unggulan Perkebunan Lestari (PUPL) yang berfungsi sebagai wadah lintas-pemangku kepentingan lokal untuk mendukung upaya dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang disepakati. Pekerjaan di tingkat kabupaten ini juga dijadikan panduan bagi Rencana Pertumbuhan Hijau di tingkat provinsi.

Sasaran Inisiatif PPI di Aceh Tamiang

Perlindungan:

  • Mengurangi tingkat deforestasi hingga 50% pada tahun 2023 (berdasarkan data acuan tahun 2018)

  • Membentuk sistem pengawasan terintegrasi di tingkat wilayah yurisdiksi

  • Meningkatkan area pemulihan ekosistem hingga 50% pada tahun 2023 (berdasarkan data acuan tahun 2018)

  • Meningkatkan upaya perlindungan areal hutan dan Ekosistem Leuser

Produksi:

  • Meningkatkan produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan sebesar 30% pada tahun 2023 (berdasarkan data acuan tahun 2018)

  • Menyediakan mekanisme insentif dan akses pasar

Penyertaan:

  • Meningkatkan legalitas tanah hingga 30% pada tahun 2023 (berdasarkan data acuan tahun 2018)

  • Mendorong praktik-praktik terbaik ketenagakerjaan

  • Meningkatkan tata kelola bentang alam dengan membagi-bagi peran dari beragam pemangku kepentingan

Informasi lebih lengkap:

Jejaring Koalisi untuk Kehidupan Sejahtera yang Berkelanjutan yang memimpin atau mendukung lanskap ini:

Inisiatif dari Daerah Lain Dipersilakan dan Dibutuhkan!

Koalisi untuk Kehidupan Sejahtera yang Berkelanjutan bertujuan meningkatkan, memperluas dampak dan menyambut keterlibatan inisiatif kabupaten baru dalam Koalisi. Menciptakan inisiatif baru di daerah dan mendukung inisiatif yang sudah ada merupakan hal mendasar untuk mendorong perubahan dan memberikan landasan untuk mengukur dampak dan luas hutan dan area produksi yang dicakup oleh rencana pembangunan berkelanjutan. Inisiatif tambahan dari daerah lain dapat menghadirkan mitra baru, keahlian, pelajaran, dan solusi, yang membantu memperkuat efektivitas inisiatif baru dan yang sudah ada.

Inisiatif baru atau tambahan di suatu daerah harus memiliki atau sedang mengupayakan hal-hal berikut:

Platform Multipihak - Wadah multipihak di tingkat kabupaten yang memberikan peluang partisipasi yang adil bagi beragam perwakilan dari masyarakat sipil dan organisasi berbasis komunitas, sektor swasta dan didukung atau dipimpin oleh pemerintah.

Rencana Pembangunan Berkelanjutan - Wadah multipihak harus bekerja menuju pengembangan dan/atau implementasi rencana pembangunan berkelanjutan kabupaten, rencana aksi komoditas berkelanjutan atau sejenisnya (seperti Produksi, Proteksi, dan Inklusi dan atau Rencana Aksi Kabupaten untuk Sawit Berkelanjutan oleh FoKSBI).

Pemantauan & Pelaporan - Sistem yang transparan untuk pelaporan kemajuan dalam implementasi peta jalan kabupaten atau rencana aksi berkelanjutan.

Inisiatif kabupaten harus memiliki lembaga koordinasi yang teridentifikasi guna berfungsi sebagai titik fokus pelaporan dan komunikasi dengan inisiatf tersebut.

Inisiatif SourceUp memberikan model yang berharga dan panduan yang berguna untuk pengembangan inisiatif yurisdiksi multipihak dan dapat memberikan panduan langkah demi langkah untuk organisasi yang tertarik dalam mengembangkan inisiatif baru di tingkat kabupaten.

Mari bergabung!

Koalisi untuk Kehidupan Sejahtera yang Berkelanjutan terbuka bagi semua orang — Kami membutuhkan suara, ide, dan keahlian Anda untuk membantu kami mewujudkan peta jalan yang positif menuju pembangunan berkelanjutan.